Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap membangun jalan paralel perbatasan di Pulau Kalimantan sepanjang 1.920 km. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan jalan perbatasan bernilai strategis karena bisa membuka daerah yang terisolasi dan menumbuhkan ekonomi kawasan perbatasan.
“Pembangunan jalan perbatasan merupakan implementasi dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk membangun Indonesia dari pinggiran dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI,” kata Basuki, Minggu (8/9).
Di Provinsi Kalimantan Barat, Jalan Paralel Perbatasan membentang mulai dari Temajuk hingga Batas Kalimantan Timur sepanjang 827,97 km. Pembangunan dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XX Pontianak, Direktorat Jenderal Bina Marga dibantu Direktorat Zeni TNI Angkatan Darat.
Kondisi jalan saat ini sudah teraspal sepanjang 317,05 km (38%), lapisan agregat sepanjang 253,29 km (31%), dan masih berupa perkerasan tanah 257,63 km (31%). Jalan paralel perbatasan memiliki lebar minimal 7 meter dan ruang milik jalan (Rumija) minimal 25 meter.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Sugiyartanto mengatakan meski jalan sudah tembus, pengaspalan diprioritaskan pada area yang sudah ada permukiman dan terdapat fasilitas umum. Sementara penggunaan lapisan agregat digunakan pada area yang masih butuh peningkatan lalu lintas harian-nya (LHR).
Diperkirakan kebutuhan anggaran untuk proses pengaspalan hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp 4,5 triliun termasuk untuk pembangunan jembatan. “Rencananya akhir 2024 sudah teraspal semua,” ujarnya.
Dari 12 ruas yang ada, sebanyak empat ruas jalan sudah teraspal seluruhnya, yakni ruas Nanga Badau-Lanjak sepanjang 44,92 km, Lanjak-Mataso sepanjang 25,72 km, Mataso-Tanjung Kerja sepanjang 54,85 km, dan Tanjung Kerja-Putussibau sepanjang 37 km.
Pada tahun ini, ruas yang ditangani adalah Ruas 1 Temajuk-Aruk (61,93 km) yang saat ini sudah teraspal sepanjang 12 km dan sisanya masih berupa lapisan agregat sepanjang 49,93 km. Pada ruas tersebut juga dibangun sebanyak 8 jembatan dengan panjang antara 20-90 meter. Selain itu, dilakukan juga perbaikan sebanyak 64 jembatan kayu yang ada.
Untuk Ruas 2 Aruk-Bts. Kec.Siding/Seluas yang memiliki panjang 53,61 km, sudah 41,6 km yang teraspal. Peningkatan kualitas dilakukan pada ruas yang masih berupa tanah termasuk peninggian badan jalan sepanjang 2 km yang merupakan lokasi rawan banjir di antara Simpang Tapang dan Simpang Take. Selain itu dilakukan perbaikan terhadap 19 jembatan kayu yang sudah lapuk dengan menggantinya dengan jembatan berupa box culvert.